BLOOD MOON

Ibu hamil tidak boleh keluar….

Bulan dimakan….

Ada raksasa akan datang….

 

Sungguh sebuah mitos.

 

Orang – orang disekitarku dari dulu sudah menceritakan berbagai cerita seperti itu sejak aku kecil, dan bodohnya, aku percaya. Semakin bertambahnya umur dan ilmu pengetahuanku, semakin aku tau kebohongan itu. Gerhana hanyalah suatu fenomena alam yang sangat langka dimana bumi bulan dan matahari akan sejajar.

 

“Mi!!! Malam ini akan ada acara LGBT loh, ikut ga??”

“Hah?? LGBT?? Apaan dah”

“Itu loh Lihat Gerhana Bulan Total”

“Ih vriq banget sih kamu”

 

Mina memang suka ikut – ikutan trend aja anaknya. Awalnya sih aku malas untuk ikut, tapi ternyata teman – teman banyak yang ikut, jadi ikut deh acu. Malam itu tepat tanggal 31 Januari 2018 daku menunggu dibawah langit malam yang tidak berbintang (karena banyak lampu ╥﹏╥)

Malam ini katanya ada super blue blood moon (walu panjang bgt ya namanya) yg kira – kira penjabarannya kayak gini;

super = bulannya gede bgt

blue = nih katanya karena full terang

blood = warnanya jadi merah gt karena pas di umbra kayak darah

moon = bulan lah y gausa nanya

 

Bulannya lama – lama memerah dan memerah, tapi kok lama – lama jadi agak silau ya….

 

TIIINGGGGGGG

GUBRAKKKK

 

“Heh apa ini”

“Kok dia aneh ya”

“Wah aku tidak pernah lihat sesuatu yg seperti ini”

 

“Duhhh sakit”

Aku mulai mengedipkan kedua mataku perlahan mencoba untuk sadar, beberapa anak kecil ada tepat di depan penglihatanku. Aku bangun dari posisi ku yang sebelumnya terkapar. Melihat ke kanan, melihat ke kiri, melihat ke depan, ke belakang.

 

“Astaga ia dapat berbicara!”

 

“AAAAAHHHH”

 

“ASW kaget tau!”

Tiba – tiba ada muka deket pake banget dan bikin serangan jantung. Untung ganteng .g

 

tumblr_o75kd7lzpS1uehriyo1_500

 

“Ini makhluk apa” Ia berkata sambil menarik rambutku

“Hah? Makhluk? Hello to the jello, ini manusia juga keles kayak situ” Jawabku merasa kesal juga sakit abis dijambak huhuhu (ㄒoㄒ)

“Ih dia bisa berbicara! Khaim kemarilah!!!” Pria muda berambut merah itu berlari ke arah pria yang berambut biru

 

“Tuan muda, harap tenang, ini masih pagi”

“Tapi Khaim! Kau harus melihat makhluk yang langka ini! Ada Manusia!!!” Pria berambut biru itu menoleh kearahku, meninggalkan pekerjaannya menata bunga di pekarangan istana (kurasa).

unnamed

Astaga ia bahkan lebih tampan dari yang berambut merah. Hami! Sadarkan dirimu kau sedang dimana sekarang?! Jangan memikirkan orang ganteng!!

“Apa yang membuatmu datang kesini?” Aku tersentak karena tiba – tiba ia datang ke arahku dan menunduk, matanya sangat mengintimidasi dari dekat.

“Ehhh… Aku tidak tau juga..” Hanya itu yang bisa kukatakan, aku memang tidak tau bagaimana bisa datang kesini, lagipula ini dimana?!

“Hm, aku harus mengembalikanmu” Khaim berbalik arah menuju si rambut merah

“Tuan Muda, jangan mendekatinya” Khaim melangkahkan kakinya pergi meninggalkan aku dan rambut merah tadi

“Heeeee maafkan Khaim yaa ia memang suka seperti itu. Oiya, nama ku Rucia!” Rambut merah datang menghampiriku dengan senyuman yang lebar sambil mengacak – ngacak rambutku

Setelah itu, si rambut merah yang ternyata bernama Rucia itu mengajakku untuk berpergian keliling istanannya. Rupanya aku berada di Arrendelle. Ia akan menjadi pewaris tahta kerajaan berikutnya. Rucia sangat aneh. Entah mengapa ia selalu membahas topic mengenai manusia, apa yang manusia makan, minum, kerjakan, hampir semuanya, ia bertanya seperti ia bukan manusia juga.

 

“Uhm, kau banyak bertanya tentang manusia, kau sendiri manusia kan?” Tanyaku sambil mencoba untuk memberanikan diri

“Uhm,gimana ya, jadi… sebenarnya kami campuran, kami adalah vampire”

Aku berhenti melangkahkan kaki dan diam di tempat.

 

“Ehhh tapi kami ga jahat kok, kami ga ngisep darah, tolong jangan tinggalkan aku, aku tidak akan memakanmu!! aku malah tertarik sama manusia” Ucapnya membuatku sangat bingung

 

“Hah? Vampir? Yang kayak di Twilight?? ga ga ga ga, pasti ini mimpi, 1…2…3….”  Aku menutup mataku dan menampar pipi kanan dan kiri berharap saat membuka mata aku akan bangun dari mimpi ini,

“Hey, kau ini gila ya? Menampar diri sendiri seperti itu” Rucia memegang pergelangan tanganku sebelum aku sempat menampar pipi ku lagi

“Ahhh bukan mimpiii (ToT) Bagaimana ini??? Aku harus pulang kalau tidak bisa saja aku akan mati disini”

 

Aku mulai panique

 

“Hei?! Kau pikir aku tidak bisa mendengarmu?! Jadi memang tidak ada yang mau berteman denganku” Rucia menyilangkan tangannya dan memberikan raut wajah yang kesal

“Ruciiiaaaaa! Ahh bukan itu maksudku….. Uhmm…. Ah! Kau harus membawaku pulang!” o(╥﹏╥)o

“Hah? Kenapa? Kau kan baru saja datang kesini, masa mau pulang” Ucapnya sambil menggaruk – garuk kepala

“Tentu saja! Ini bukan tempat untukku, ok. Aku berbeda dengan kalian, dan besok aku sekolah! Uhm… Aku ada ulangan juga besok omaygat bagaimana ini” Ucapku berpura – pura panik

“Sekolah? Ulangan? Kau ngomong apa sih?”  Balas Rucia dengan polosnya,

“Ah lupakan saja! Intinya cepat bawa aku kembali ke dunia manusia!” Ucapku putus asa

“Aku tidak bisa membawamu pulang”

“Hah? Apa maksudmu?”

“Kau dibawa kesini oleh bulan merah. Kau akan pulang juga dengan bulan merah.”

“Bulan merah?? ASTAGA! Jadi ini disebabkan itu! AHHH kenapa aku harus menyaksikan bulan itu sendirian sih, seandainya aku tidak datang, pasti tidak akan terjadi hal seperti ini!”

“Kau bicara sendiri lagi -3- Jangan hiraukan aku Hami!”

“Hahh? Kau tau dari mana namaku?”

“Hm dari mana ya? Membaca pikiran? Hehehe” Rucia mengedipkan mata kirinya yang membuatku tambah kesal

“Ah terserah lah! Kapan bulan merah ada lagi??”

“Mana aku tau! Memangnya aku bulannya”

Aku mulai putus asa lagi dan duduk di bangku pinggiran taman istana. Frustasi rasanya.

“Hei tapi jangan sedih Hami. Ayo kita ke Levi, dia paling tau kalau masalah bulan – bulan”

Rucia menjulurkan tangannya mengisyaratkan untuk pergi bersamanya menemui Levi, yang bahkan aku tidak tau itu siapa. Aku beranjak dari tempat duduk dan langsung ingin menemui Levi.

 

“Ok, ayo kita pergi”

“Kau jahat” Rucia tiba – tiba menitikkan air mata

 

“Hah?? Ehh?? Kenapa kau menangis??”

“K… Kau…. tidak menerima tanganku, tidak ada yang seperti ini sebelumnya.. (╥_╥)”

“Ah?? Astaga.. Baiklah baiklah, kau menyuruhku untuk jangan sedih tapi kau sendiri mudah sedih,gimana sih”

“Nah! Ayo tunjukkan jalannya!” Aku menarik tangan Rucia dan menggenggamnya

“LET’S GO TO LEVI!”

Rucia memberikan senyuman lebar (≧∇≦)/ dan langsung berlari sambil menarik tanganku

________________________________

“LEVIIIIIII!!!”

Rucia mendobrak pintu sebuah ruangan yang terlihat seperti perpustakaan dan di dalamnya terlihat seseorang yang kelihatan lebih muda dari Rucia sedang membaca buku. Rambutnya berwarna biru muda. Orang ini pasti Levi.

15624605_1191973424212463_5782469046477783040_n

“Bisakah kau beradab sedikit?”

Wow, kata – kata yang sangat menyelekit dari seseorang yang lebih muda, walau ku akui memang Rucia agak tidak beradab

“Ah Levi kau sudah tau kan aku seperti ini, Oiya aku mau bertanya tentang bulan!” Rucia berkata

Levi menutup bukunya dan mengarahkan pandangannya ke arahku dan Rucia.

 

“….”

“Ehhh iyaa Levi! Kenalkan,Ini Hami! Dia Manusia! Keren kan dia datang kesini karena bulan ( ^∇^)”\

 

–PLAK–

Levi memukul tangan Rucia yang menggenggam tanganku dan pegangannya pun lepas.

 

“Apa yang kau lakukan kali ini kak?” Levi semakin menjadi serius, Ia menunduk dan tidak melihat ke arah Rucia

“Hah? Kau gila juga ya? Tiba – tiba memukul! Sakit Tauk!” Rucia mengelus – elus tangannya

“SUDAH JAWAB SAJA!” Levi berteriak membuat ruangan semakin sunyi

“Huh…. Dia datang karena bulan merah, dan dia ingin pulang” Rucia berkata

“Sial” Levi mengalihkan pandangannya lagi

“Bulan merah akan datang 3 bulan lagi” Lanjut Levi

“Apa?? 3 bulan lagi? Kenapa sangat lama… Eh maaf….” Aku menyeletuk

“Itu tidak lama, karena bulan merah sangat langka, bahkan itu baru terjadi kemarin” Levi berkata

“Penjarakan ia kak” Levi menatap Rucia

“Hah? Apa maksudmu?! Kenapa pen…

“IA BERBAHAYA!”

“Kau ini kenapa sih, temperamental saja! Sudah aku akan pergi lagi!” Rucia menggenggam pergelangan tanganku dan menarikku pergi keluar ruangan, tidak tau kemana arahnya. Suasana di koridor istana sangat sepi karena pertengkaran tadi.

 

“Tadi itu adikmu?” Aku memulai pembicaraan

“Keliatannya seperti tidak ya? Pasti karena warna rambut kami berbeda, hahaha” Rucia menjawab dengan santai

“Uhm kepribadian kalian saja sangat berbeda” ucapku

 

“Tuan muda…”

“OH KHAIM!!!” Rucia berlari  kearah Khaim. Astaga lepaskan tanganku tolong, ini lari terbanyak dalam 1 minggu untukku.

“Tuan muda, Pangeran Levi menghampiriku dan ia…

“Sudah lupakan saja. Aku tidak mau Hami di penjara. Kalau ia memang buruk, tanggung jawab di diriku”

 

“….”

Khaim memasang muka yang sangat heran saat itu juga, ia tau bahwa Rucia lebih tua dibanding Levi, Khaimpun mengikuti perintah Rucia.

Nah 3 bulan dari sekarang. Apa yang akan aku lakukan?

 

“Hey Hami, Jadilah pengasuhku”

 

“Hah?? Pengasuh?”

“Kau kan sudah besar, untuk apa butuh pengasuh?” Ucapku

“Memangnya kenapa? Salah? Apa kau mau di penjara saja?” (¬_¬)ノ

“Ehhh tidak – tidak”

Kurasa tidak apa bekerja disini. Lagipula aku menumpang di istanannya kan? Tetapi kenapa ia butuh pengasuh memang dia bayi?? Ah terlalu banyak berpikir akan membuatku di penjara lagi….

 

“Jadiiii??” Perkataan Rucia memotong pemikiranku

“Iya aku mau” Jawabku seadanya

 

“YEAH! PANGGIL AKU LORD RUCIA!”

 

“Kenapa? Sejak aku datang aku selalu memanggilmu Rucia saja kok”

“Tidak tidak tidak. Kau sekarang adalah pengasuhku. Dengar kemauanku”

“Aku mendaftar jadi pengasuh atau hamba sahaya?”

“Ok yang pertama! Carikan aku buku pengetahuan”

 

Dasar bocah ini, tidak pernah serius dalam apapun.

____________________________________________________

Kehidupan sebagai “pengasuh” Rucia membuatku tidak terpisah darinya. Bahkan ia kerap memanggil malam – malam hanya untuk menemaninya mengobrol saat ia tidak bisa tidur.

Saat ini, Aku sedang memegang cangkir teh untuk Rucia, lalu Khaim, yang merupakan kepala pelayan di istana menghampiriku.

 

“Uhm, Nona Hami, maaf mengganggu”

“Ohh halo Khaim!”

“Ya… Ku dengar kau menjadi pengasuh tuan muda Rucia?”

“Iya, ia menyuruhku”

“Aku hanya memberitahumu sesuatu namun tidak akan aku ulangi. Jadi dengarkan baik – baik”

“Tentu saja”

“Hubungan kami dengan manusia kurang baik, sayangnya Lord Rucia tidak mengetahui itu karena kepribadiannya yang tidak mendukung. Jadi aku harap, kalau kau memang berniat buruk, Aku tidak akan segan untuk membunuhmu.”

Khaim langsung berjalan melewatiku. Astaga? Apa yang sebenarnya terjadi disini?

 

Hm kurasa aku harus mencari Rucia, kalau tidak ia bisa marah lagi jika tehnya sampai dingin. Aku memutuskan untuk mengecek perpustakaan. Akhir – Akhir ini Rucia jadi sering ke perpustakaan untuk membaca buku.

 

“Kak! Kau tau ia berbahaya! Apa tujuanmu” Sebelum masuk, Aku mendengar sesuatu di balik pintu perpustakaan

“Berbahaya apa maksudmu! Aku masih selamat kan sekarang!”

“Apakah kau tau apa yang terjadi dengan ayah dan ibu?!”

“MEREKA MEMBUNUHNYA!”

 

—PRANG—

astaga aku sangat bodoh

 

Lord Levi dan Rucia keluar dari perpustakaan dan melihatku terguyur oleh, teh.

“Hami? Apa yang kau lakukan disini?” Levi berkata

“Ohhh teh ya!! Ah tidak apa – apa, biarkan saja nanti dibereskan, kau ganti baju saja” Lanjut Rucia

“Hami? Hami?? Halooo??” Tangan Rucia terkibas – kibas dihadapanku dan aku tersadar.

“Hey! Apa kau bisa melihatku? Berapa ini?” Ia menunjukkan angka 2 seolah berharap aku menjawab 5

“dua”

“Ah baguslah kau sudah sadar, cepat sana bersihkan dirimu”

Aku bangun dan berada di kamar Rucia, hah bagaimana aku bisa disini?? tanpa berpikir panjang aku langsung bangun untuk mengganti pakaianku.

Apa Rucia menggotongku?? Ahhh lupakan, lagipula Membunuh? Benarkah? Pantas saja mereka bilang aku berbahaya….

 

Aku sadar, Aku harus pulang.

Besok adalah hari dimana bulan merah akan datang lagi. Tinggal disini sangat berbeda dan jujur saja aku menyukainya. Tetapi aku harus sadar bahwa tempatku bukan disini.

Malam itu juga setelah Rucia tertidur, adalah hari dimana 3 bulan berakhir dan Bulan merah akan muncul. Aku akan pulang.

_________________________________

“Hamiii!!! Hamii mana Hamii!”

 

“Hey Khaim! Apakah kau melihat Hami??”

“Tidak tuan muda, maaf.”

 

“Ah aku sudah mencari kemana – mana tapi ia tidak ada, kemana sih orang itu. Tidak mungkin kan ia bisa pergi jauh, pasti ia tersesat… eh…. apa ini?”

“Lord Rucia, Masaku disini sudah selesai. Kuharap aku tidak menyusahkanmu, terima kasih sudah menerimaku. Aku pulang yaa \(^o^)/”

 

“Apa – Apaan ini” Rucia meremas surat itu dan membuangnya

________________________________

“Hami! Hamiii Hamii!”

“HAMIII!!!!”

“ehh…. EHHHHH???!”

“Dimana aku?”

Aku membuka mataku perlahan dan merasa seperti di dalam kelas. Akh kepalaku terasa pusing.

2bd8a00385b87eaebe1baf40af990875--manga-girl-manga-anime

“Kau ini bagaimana sih, tertidur pulas di kelas, untung saja tidak ada guru, kalau ada, bagaimana nasibmu, Aish”

“ahh…ahaha…. ahahahahah, itu semua ternyata hanya bermimpi”

Aku tersenyum sedikit memikirkan Levi yang telah berhasil membantuku pulang malam itu (kalau kejadian itu nyata).

 

“Hah? Mimpi? Kau mimpi apa? Ayo ceritakan!”

 

“Mimpi yang saaaaaaangat lama….atau mungkin sebentar” Aku tersenyum

 

—BRAKK—

Pintu Kelas tiba – tiba terdobrak

 

“HAMI! AKU MENEMUKANMU!”

Aku menengok ke arah pintu kelas

 

“RUCIA????”

 

___________________________________________________________

♥ Terinspirasi dari My Mystic Romance ♥

c428ba34e742a1353d9edd882b438133c8122ade_hq

THANK YOU FOR READING ~~